Agar mampu untuk menggunakan
dengan baik komponen “kognitif” dari Kognitif Interview,
penting untuk menetapkan interviewer memiliki kemampuan dan strategi
berkomunikasi, agar dapat membuat laporan dari saksi. Tehnik penjelasan di
bawah ini, merupakan Kognitif Interview yang telah
direvisi.
A. Rapport Building
Upaya untuk dapat
membangun hubungan antara interviewer dengan interviewee. Interviewee dibuat
senyaman mungkin dan menjelaskan apa ekspektasinya.Komponen penting pada
rapport building ini adalah kepada interviewer untuk “transfer control” dengan
jelas kepada para saksi melalui (a) membuat hal menjadi jelas tentang apa yang
mereka kerjakan dan (b) mengizinkan mereka untuk berpikir dan respon.
Contoh :
Interviewer
: halo Richard, nama saya Linsey. Saya murid di
Southampton University dan saya disini menanyakan kamu beberapa pertanyaan
tentang peristiwa yang kamu saksikan rabu lalu.
Witness
: halo Linsey.
Interviewer
: apa kamu merasa nyaman?bagus. jadi, kamu murid di
bagian biologi. Apa kamu menikmati pelajaran itu? Apa yang kamu lakukan ketika
kamu cuti kuliah?
B. Focused
Retrieval
Interviewer (
konsentrasi pada gambaran mental dari berbagai bagian peristiwa seperti wajah
tersangka dan menggunakan gambar – gambar untuk petunjuk mengingat kembali ).
Fisher & Geiselman (1992) menggambarkan dengan jelas antara konsep kode
gambar dan kode – kode gambar.Instruksi – instruksi bisa dibuat seperti berikut
“ konsentrasi pada gambar yang ada di pikiranmu tentang tersangka, fokus pada
wajah dan deskripsikan”.
Agar efektif dalam
melibatkan saksi saat mencari keterangan, interviewer diminta untuk berbicara
dengan pelan dan jelas, dan berhenti sejenak pada saat point tertentu agar
saksi dapat memiliki waktu untuk mendeskripsikan gambar dan merespon
pertanyaan.
Contoh :
Interviewer : sekarang, saya ingin kamu consentrasi
pada wajah pria itu, coba dan bayangkan wajahnya, fokus pada bentuk wajahnya,
dan jelaskan kepadaku secara detail apa yang kamu lihat.
C. Witness Compatible
Questioning
Akhirnya, waktu
pertanyaan interviewer sangat penting. Pertanyaan harus dipandu oleh pola saksi
daripada interviewer mengikuti protokol yang kaku. Sebagai contoh, jika saksi
mendeskripsikan baju dari tersangka, interviewer tidak harus beralih untuk
mempertanyakan tindakan tersangka.
Contoh :
Interviewer : jadi,
orang yang kau lihat memakai jaket yang terang. Beritahu saya tentang jaket itu
dan item – item yang lain dari bajunya yang kamu ingat.
Witness : jaket yang
simpel dan jeans biru.... dan sepatu...
Interviewer : dapat kau
jelaskan alas kakinya padaku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar