Lahey : Disfungsi seksual adalah gangguan
pada setiap fase siklus reaksi seksual.
Richard P. Halgin :
Disfungsi Seksual adalah kelainan pada respon dan reaksi seksual individu.
Disfungsi seksual yang berbeda mungkin memiliki beberapa penyebab
potensial yang berbeda, baik fisik dan psikologis. Penyebab secara fisik yang
paling umum dari disfungsi seksual adalah penyalahgunaan obat atau alkohol.
Beberapa dampak yang diakibatkan dari beberapa obat, dan beberapa bentuk
penyakit. Berikut akan diuraikan
pengaruh beberapa jenis narkoba terhadap fungsi seksual dan reproduksi.
·
Heroin
Heroin justru
menimbulkan pengaruh buruk bagi fungsi seksual. Pada pria terjadi penurunan kadar
hormon testosteron, menurunnya dorongan seksual, disfungsi ereksi, dan hambatan
ejakulasi. Pada wanita, beberapa pengaruh buruk terjadi juga pada fungsi
seksual dan reproduksi, yaitu menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme,
terhambatnya menstruasi, gangguan kesuburan, mengecilnya payudara, dan
keluarnya cairan dari payudara. Masalah seksual
·
Marijuana
Bahan yang diisap
seperti rokok ini memiliki kandungan tar yang jauh lebih tinggi daripada rokok.
Berbagai akibat pada fungsi. Beberapa akibat pada pria ialah mengecilnya ukuran
testis (buah pelir) dan menurunnya kadar hormon testosteron. Lebih lanjut
mengakibatkan pembesaran payudara
pria, dorongan seksual menurun, disfungsi ereksi, dan
gangguan sperma. Pada wanita terjadi gangguan sel telur, hambatan menjadi
hamil, dan terhambatnya proses kelahiran, di samping dorongan seksual yang
menurun.
·
Ecstasy
Karena bersifat
stimulan, maka ecstasy menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi,
selalu gembira, dan ingin bergerak terus. Tetapi walaupun memberikan pengaruh
yang bersifat merangsang, tidak berarti ecstasy menimbulkan pengaruh yang
positif bagi fungsi seksual. Ecstasy meningkatkan pelepasan neurotransmitter
dopamine di dalam otak. Dopamine merupakan neurotransmitter yang bersifat
merangsang, termasuk terhadap perilaku seksual.
Maka peningkatan
dopamine sebagai akibat pengaruh ecstasy dapat menyebabkan hilangnya kemampuan
untuk mengontrol perilaku seksual. Pengguna ecstasy menjadi berani, tanpa
kontrol, melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan risiko yang mungkin
terjadi. Bahkan pengguna ecstasy mungkin dapat melakukan suatu aktivitas
seksual yang tidak mungkin dilakukan dalam keadaan normal. Perilaku seksual
tanpa kontrol ini tentu sangat berisiko tinggi, antara lain bagi penularan
Penyakit Menular Seksual, seperti HIV/AIDS.
·
Depresan
Depresan atau obat
penenang yang digunakan berlebihan juga dapat menimbulkan akibat buruk bagi
fungsi seksual, baik pada pria maupun Wanita. Sebagai contoh penyalahgunaan
barbiturat yang dapat mengganggu metabolism hormon testosteron dan estrogen.
Maka pada wanita, penyalahgunaan barbiturat dapat mengakibatkan gangguan
menstruasi dan menurunnya dorongan seksual. Lebih jauh keadaan ini berakibat
hambatan dalam mencapai orgasme.
Pada pria, penyalahgunaan barbiturat dapat mengakibatkan
penurunan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Kalau akibat ini timbul,
justru bukan ketenangan yang didapat, melainkan menjadi semakin gelisah dan
kecewa.
·
Alkohol
Untuk banyak pecandu
alkohol, gangguan dari kehidupan individu dapat lebih langsung jelas dan
penting dibandingkan dengan modifikasi zat kimia terjadi di dalam organisme mereka.
Jika salah satu pasangan dalam hubungan adalah seorang pecandu alkohol, maka masalah seksual kemungkinan akan menjadi salah satu hasil dari masalah ini.
Berkenaan dengan laki-laki, ini sering memanifestasikan dirinya sebagai disfungsi ereksi (DE), yang mungkin ada ketika itu adalah mabuk.Alkoholisme juga memiliki dampak merugikan pada dorongan seksual: jangka panjang alkoholisme dikaitkan dengan kesulitan hormon banyak, di antaranya adalah penurunan hormon androgenik atau tingkat testosteron.
Jika salah satu pasangan dalam hubungan adalah seorang pecandu alkohol, maka masalah seksual kemungkinan akan menjadi salah satu hasil dari masalah ini.
Berkenaan dengan laki-laki, ini sering memanifestasikan dirinya sebagai disfungsi ereksi (DE), yang mungkin ada ketika itu adalah mabuk.Alkoholisme juga memiliki dampak merugikan pada dorongan seksual: jangka panjang alkoholisme dikaitkan dengan kesulitan hormon banyak, di antaranya adalah penurunan hormon androgenik atau tingkat testosteron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar