A. Identitas Sekolah
• Nama Sekolah :SMA Methodist-2 Medan
• Alamat Sekolah :Jalan MH Thamrin no 96, 20212, Medan
• Telepon : (061) 4565281, 4563662, 4558540
• Uang Sekolah :Rp. 480.000,-
• Konsep E-learning :
1. Ada mata pelajaran TIK yang menggunakan komputer sebagai media belajar.
2. Ada beberapa mata pelajaran dengan topik tertentu yang memperbolehkan
murid untuk menggunakan laptop selama topik dibahas. (tergantung guru ajar yang masuk)
murid untuk menggunakan laptop selama topik dibahas. (tergantung guru ajar yang masuk)
3. Beberapa guru yang sudah mulai memanfaatkan Power Point dalam mengajar.
• Konsep E-learning sudah digunakan oleh sekolah ini sejak tahun 2006
B. Uraian Aktivitas Observasi
• Haripelaksanaan : Jumat, 10 Mei 2013
• Waktu pelaksanaan : 10.00 – 11.30
• Pembagian Tugas :
Benny Chang (12-023) = Wawancara
Muhammad Saif (12-027) = Wawancara
Juliana Eka Putri (12-055) = Observasi ke ruang TIK + kelas
Asri Kahfi K. (12-089) = Wawancara
Nuovi Adeline (12-099) = Observasi ke ruang TIK + kelas
• Narasumber :
Bob Saragih, SE, MSc (WAKA I)
J.B.H Malaoe, ST. (Guru Mata Pelajaran Fisika)
Elys, MSc. (Guru Mata Pelajaran Biologi)
Hendy, ST (Guru Mata Pelajaran TIK)
Darling Febriani (siswi kelas XI IPA 5)
Cynthia Wiem (siswi kelas XI IPA 5)
Billy Darwis (siswa kelas XI IPA 5)
B. Uraian Aktivitas Observasi
• Haripelaksanaan : Jumat, 10 Mei 2013
• Waktu pelaksanaan : 10.00 – 11.30
• Pembagian Tugas :
Benny Chang (12-023) = Wawancara
Muhammad Saif (12-027) = Wawancara
Juliana Eka Putri (12-055) = Observasi ke ruang TIK + kelas
Asri Kahfi K. (12-089) = Wawancara
Nuovi Adeline (12-099) = Observasi ke ruang TIK + kelas
• Narasumber :
Bob Saragih, SE, MSc (WAKA I)
J.B.H Malaoe, ST. (Guru Mata Pelajaran Fisika)
Elys, MSc. (Guru Mata Pelajaran Biologi)
Hendy, ST (Guru Mata Pelajaran TIK)
Darling Febriani (siswi kelas XI IPA 5)
Cynthia Wiem (siswi kelas XI IPA 5)
Billy Darwis (siswa kelas XI IPA 5)
C. Laporan Hasil Observasi
I.
Pendahuluan
Peradaban manusia yang semakin maju dan berkembang membuat
ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu hal yang paling berkembang di
zaman globalisasi ini.Saat ini, umat manusia cenderung dengan teknologi, baik
dalam dunia bisnis mereka, pendidikan, pertemanan, dan sebagainya. Dunia
pendidikan adalah salah satu bagian dari diri manusia yang berkembang sangat
pesat dikarenakan adanya teknologi, salah satu bentuknya adalah e-learning. Menyadari hal itu, dalam
mata kuliah Psikologi Pendidikan, topik yang diangkat untuk penelitian ini
adalah “Observasi Penggunaan E-Learning
di Sekolah”
Tanpa dipungkiri lagi, dunia pendidikan sekarang ini tidak pernah luput
dari yang namanya teknologi.Dari tahun ke tahun, dunia pendidikan semakin
dimodifikasi dan disesuaikan dengan kemajuan teknologi.Bahkan dalam hal
mengembangkan pendidikan saja, juga menggunakan teknologi-teknologi penelitian
termutakhir, Contohnya saja pada tahun 90-an, sekolah-sekolah belum menggunakan
komputer sebagai salah satu media belajar.Berbeda pada awal 2000-an dimana
sedikit demi sedikit komputer sudah diperkenalkan dalam dunia pendidikan dan
digunakan sebagai media belajar.Semakin berkembangnya zaman, kita sendiri tahu
bahwa sekarang ini, hampir setiap sekolah (walaupun tidak semuanya) telah menggunakan
komputer sebagai salah satu media belajarnya.Baik sebagai salah satu mata
pelajaran praktikum, digunakan dalam membuat tugas, bahkan sebagai media
berkomunikasi dengan guru maupun teman sebaya. (Santrock, J.W. 2008. Psikologi
Pendidikan). Ini lah mengawali e-learning.
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
guru-guru yang menggunakan konsep e-learning dalam mengajar dan beberapa siswa
Methodist-2 Medan.Sekolah ini dipilih karena teknologi yang disediakan sudah
cukup memadai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep e-learning yang
digunakan sekolah ini dengan dukungan teori-teori dari motivasi belajar, teori
belajar, orientasi belajar, serta manajemen kelas.
II.
Landasan
Teori
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak
positif pada semakin terbukanya dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari
dan ke seluruh dunia menembus ruang dan waktu. Adapun dampak negatifnya adalah
masuknya nilai, norma, aturan dan moral kehidupan negara luar ke dalam negeri
ini. Menghadapi kenyataan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk
mengembangkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya. Pendidikan
merupakan sebuah proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai
sosial, budaya, moral, maupun agama peserta didik; juga mempersiapkan peserta
didik menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata. Adapun peran
pengajar disini adalah berusaha mengarahkan peserta didik agar mampu
memaksimalkan pengetahuan dan keterampilannya.
Menurut buku Santrock,
jika murid ingin siap kerja, teknologi harus menjadi bagian yang integral dari
sekolah dan pelajaran di kelas. Orang menggunakan komputer, bolpoin, surat, dan
telepon untuk berkomunikasi. Hal ini merupakan revolusi teknologi.Masyarakat
masih mengandalkan beberapa keahlian non-teknologi mendasar seperti
keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, berpikir mendalam,
berpikir kreatif, dan bersikap positif.Akan tetapi, di dunia yang kini
berorientasi pada teknologi, kompetensi orang makin ditantang dan diperluas dengan
cepat (Bitter & Pierson; Collis & Sakamoto, 1996; Nickerson, 2000).
Karena alasan-alasan
itulah, banyak sekolah yang sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk
pembelajaran siswa-siswinya.Pemanfaatan teknologi inilah yang mengawali adanya e-learning saat ini.
E-learning adalah metode pembelajaran yang bersentuhan dengan
teknologi.E-learning sendiri dapat
dibedakan menjadi:
·
Offline
·
Online
·
Langsung
·
Tidak langsung
Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran mempunyai
kaitan yang erat dengan teori-teori psikologi pendidikan. Beberapa teori yang
akan dibahas pada kesempatan kali ini yaitu:
I.
Teori
Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan
kegigihan perilaku. Ada beberapa perspektif dalam teori motivasi, antara lain:
a. Perspektif
Behavioral
Perspektif Behavioral menekankan pada imbalan dan hukuman
eksternal sebagai kunci motivasi murid
b. Perspektif
Humanistis
Perspektif Humanistis menekankan pada kapasitas murid
untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan
kualitas-kualitas positif mereka.Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan
Abraham Maslow yang mengemukakan Hierarki Kebutuhan Maslow.
c. Perspektif
Kognitif
Perspektif Kognitif menekankan pada pemikiran dan minat
murid dalam memandu motivasi mereka.Minat ini berfokus pada ide-ide seperti
motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka, dan keyakinan
mereka terhadap kemampuan yang mereka miliki.
d. Perspektif
Sosial
Pada perspektif ini, kebutuhan afiliasi dianggap akan
mempengaruhi motivasi murid, di mana murid yang mempunyai hubungan yang penuh
perhatian dan suportif biasanya akan memiliki sikap akademik yang positif dan
lebih senang bersekolah.
II.
Teori
Belajar
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen
atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yanhg diperoleh melalui
pengalaman. Beberapa pendekatan untuk pembelajaran:
a. Behaviorial
yaitu pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui
pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental.
Dua pandangan pembelajaran Behaviorisme:
·
Pengkondisian Klasik, yaitu bentuk
pembelajaran asosiatif, di mana stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus
bermakna untuk menghasilkan respon yang sama.
·
Pengkondisian Operan, yaitu bentuk
pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku akan mengubah
peluang perilaku tersebut untuk diulang.Dalam pengkondisian
operan, ada dikenal beberapa imbalan atau konsekuensi perilaku seperti positive reinforcement, negative
reinforcement, positive punishment, dan negative punishment.
b. Kognitif
yaitu pandangan bahwa perilaku dijelaskan melalui proses berpikir manusia.
Kegiatan belajar menggunakan pemahaman terhadap hubungan-hubungan teruta,a
hubungan antara bagian dengan keseluruhan.
·
Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development)
Jean Piaget berpendapat bahwa proses belajar harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan yang dilalui siswa (tahapan Piaget:
Sensorimotor, Preoperasional, Operasional Konkrit, dan Operasional Formal)
·
Kognitif Sosial Albert Bandura
Menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, serta faktor
perilaku memainkan peran penting dalam pembelajaran.
Albert Bandura mengeluarkan teori pembelajaran
observasional (imitasi/modeling) yaitu pembelajaran yang dilakukan ketika
seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.
III.
Humanistik yaitu pandangan yang berpendapat
bahwa dalam memahami perilaku seseorang kita harus melihat dari sudut perilaku
yang dikeluarkan bukan dari sudut pandang pengamat.
Beberapa tokoh Humanistik dan Teorinya:
·
Combs à kita dapat memahami
perilaku seseorang dengan memahami dunia persepsi orang tersebut.
·
Abraham Maslow à perilaku didasari
hirarki kebutuhan manusia, di mana manusia berusaha untuk mengaktualisasi diri
·
Carl Rogersà mengemukakan experimental learning, yang berfokus
pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa.
IV.
Orientasi
Belajar
Orientasi belajar
adalah cara yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.
·
Teacher
Centered Learning (TCL)
Strategi teacher
centered lebih berorientasi pada konten (content oriented) dan guru menjadi pusat pembelajaran, di mana
proses belajar dipahami sebagai proses mentransfer informasi.Dalam kaitannya
dengan e-learning, biasanya e-learning offline menggunakan strategi
ini.
·
Student
Centered Learnig (SCL)
Orientasi strategi student centered learning lebih
menekankan pada terjadinya kegiatan belajar oleh siswa, atau berorientasi pada
pembelajaran (learning oriented).
Dengan kata lain, para pengajar atau guru bukan lagi sebagai pusat pemberi
informasi akan tetapi guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
V.
Manajemen
Kelas
Pengelolaan kelas untuk aktivitas belajar-mengajar
sangatlah perlu dilakukan agar pembelajaran yang terjadi dapat maksimal dan
tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Beberapa gaya penataan kelas:
·
Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana
semua murid duduk menghadap guru.
·
Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana
murid saling menghadap.
·
Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana
sejumlah murid (tiga atau empat orang) duduk di bangku namun tidak berhadapan
langsung satu sama lain.
·
Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana
sejumlah murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau
persegi, atau bentuk U.
·
Gaya kluster: gaya susunan kelas di mana
sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan orang) bekerja dalam kelompok
kecil.
III.
Pelaksanaan
Observasi
Kami berangkat menuju lokasi sekitar jam 09.30 dari kampus
dan tiba di lokasi sekitar jam 09.45. Setelah mengurus surat-surat dan
sebagainya, masing-masing dari kami langsung melakukan tugas yang telah kami
masing-masing yang telah dibagi agar waktu yang kami gunakan efektif.Proses
Observasi yang kami lakukan berlangsung dengan baik. Para guru di sekolah
tersebut sangat ramah dan sangat membantu kami dalam proses observasi (dalam
wawancara, misalnya). Para siswa di dalam kelas juga sangat membantu kami
ketika kami melakukan observasi kelas, di mana mereka sangat tertib dan dapat
belajar seperti biasa dengan kehadiran kami.
IV.
Laporan
Observasi
Dari wawancara dengan narasumber yang terdiri atas Wakil
Kepala Sekolah SMA Methodist-2, beberapa guru ajar, dan beberapa siswa mengakui
bahwa:
·
Penggunaan e-learning
di sekolah ini masih belum begitu berkembang dikarenakan adanya peraturan
sekolah yang melarang siswa membawa teknologi komunikasi.Menurut narasumber,
adanya pemberlakuan keterangan tersebut dikarenakan banyak siswa-siswi yang
menyalahgunakan teknologi tersebut untuk bermain game di kelas ketika pelajaran
sedang berlangsung. Dari keterangan
narasumber, kelompok mengasumsikan bahwa perkembangan e-learning di sekolah SMA
Methodist-2 Medan terhambat karena adanya bentuk Teori Belajar Behavioral dari
sekolah yang melakukan negative
punishment yaitu dengan adanya peraturan sekolah yang melarang siswa membawa
teknologi komunikasi.
·
Para narasumber mengatakan bahwa penggunaan e-learning di dalam sekolah sejauh ini
lebih berupa program offline, yakni
melalui Power Point. Banyak guru ajar yang memilih metode ini karena siswa akan
diperlihatkan langsung beberapa gambar interaktif, video, dan audio yang akan
mendukung materi pelajaran. Dari
keterangan narasumber dan juga ditambahkan fakta yang kelompok lihat di dalam
kelas, kelompok dapat mengasumsikan bahwa orientasi belajar penggunaan e-learning sekolah SMA Methodist-2 Medan
masih cenderung Teacher Learned Centered,
di mana guru akan menjadi pusat pemberi informasi. Begitu pula manajemen kelas
untuk penggunaan e-learning yang
cenderung bergaya auditorium karena disesuikan dengan metode presentasi dari
para guru.
·
Salah seorang narasumber, yaitu Pak Hendy, ST
yang merupakan guru Mata Pelajaran TIK yang juga bertindak sebagai pengurus
website sekolah: www.methodist2mdn.sch.id,
mengakui bahwa dari traffic website
tersebut hampir seluruh siswa-siswi SMA Methodist-2 Medan membuka forum sekolah
setiap harinya. Berkaitan dengan keterangan Beliau tersebut dapat diasumsikan bahwa motivasi siswa dalam
mencoba atau mengikuti e-learning cenderung
tinggi.
·
Murid-murid yang kami wawancarai berkaitan
dengan alasan murid-murid mau mengakses forum sekolah, banyak di antara mereka
yang mengaku bahwa forum sekolah sangat efektif dalam memenuhi kebutuhan berdiskusi
materi belajar namun ada juga yang mengakui bahwa mereka dapat mengobrol dengan
teman-teman sekelas mereka. Dari keterangan para siswa, kelompok mengasumsikan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti e-learning adalah karena adanya
kebutuhan siswa (dijelaskan melalui teori Motivasi Humanistik) dan adanya
kebutuhan afiliasi (dijelaskan melalui teori Motivasi Sosial)
V. Evaluasi
Tugas observasi ini
seharusnya sudah ditugaskan sejak awal masuknya kami ke semester dua ini, namun
karena adanya beberapa halangan sepertinya banyaknya tugas dari mata kuliah
lain dan adanya ujian tengah semester yang membuat kami kurang mempunyai waktu
untuk mendiskusikan dan merencanakan observasi ini maka tugas ini pun sempat
terbengkalai. Akhirnya setelah selesai UTS pada bulan Mei, kelompok baru
merencanakan dan mengerjakan tugas ini.
Perencanaan awal yang
dilakukan sudah cukup matang dan terstruktur, tetapi dalam pelaksanaannya
terjadi beberapa penyimpangan. Misalnya observasi yang diharapkan dapat
dilaksanakan di dalam kelas selama setengah jam penuh hanya diizinkan sekolah
selama 15 menit. Hal ini menyebabkan kami keteteran dalam mengumpulkan informasi
melalui pengamatan kami yang terburu-buru. Namun, secara keseluruhan,
observasi ini telah berjalan dengan lancar dan sangat memuaskan karena kelompok
sangat terbantu dengan para narasumber yang bersedia memberikan informasi
lebih.
D. Rangkuman Hasil Observasi
Dari tugas observasi di sekolah SMA METHODIST-2 Medan,
kelompok dapat menyimpulkan bahwa konsep e-learning di sekolah saat ini masih
tergolong belum maju. Hal ini mungkin karena disebabkan oleh beberapa hal yang
menurut pihak sekolah akan menganggu aktivitas pembelajar, seperti siswa akan
bermain game di dalam kelas. Adapun kaitannya dengan teori-teori yang telah
kami pelajari, yaitu didapati bahwa:
·
Dari
keterangan narasumber, kelompok mengasumsikan bahwa perkembangan e-learning di
sekolah SMA Methodist-2 Medan terhambat karena adanya bentuk Teori Belajar
Behavioral dari sekolah yang melakukan negative
punishment yaitu dengan adanya peraturan sekolah yang melarang siswa
membawa teknologi komunikasi.
·
Dari
keterangan narasumber dan juga ditambahkan fakta yang kelompok lihat di dalam
kelas, kelompok dapat mengasumsikan bahwa orientasi belajar penggunaan e-learning sekolah SMA Methodist-2 Medan
masih cenderung Teacher Learned Centered,
di mana guru akan menjadi pusat pemberi informasi. Begitu pula manajemen kelas
untuk penggunaan e-learning yang
cenderung bergaya auditorium karena disesuikan dengan metode presentasi dari
para guru.
·
Diasumsikan
bahwa motivasi siswa dalam mencoba atau mengikuti e-learning cenderung tinggi mengingat adanya pengakuan website
sekolah diakses hampir semua siswa setiap harinya.
·
Dari
pengakuan siswa SMA Methodist-2 Medan, kelompok mengasumsikan bahwa motivasi
siswa dalam mengikuti e-learning adalah
karena adanya kebutuhan siswa (dijelaskan melalui teori Motivasi Humanistik)
dan adanya kebutuhan afiliasi (dijelaskan melalui teori Motivasi Sosial)
E. Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses
Observasi
1.
Benny
Chang (12-023)
Ini baru pengalaman pertama saya melakukan tugas observasi
ke sekolah-sekolah, meskipun awalnya saya agak grogi karena sedang
mengobservasi murid-murid yang umurnya lebih muda dua tahun dibandingkan dengan
saya, namun seiring berlalunya waktu saya merasa nyaman berada di sekeliling
mereka dan mulai mengobservasi apa-apa saja yang dilakukan mereka ketika sedang
belajar dan juga bertanya-tanya apakah mereka lebih mengerti dengan yang
diajarkan oleh guru yang menggunakan Power Point dibandingkan papan tulis manual.
Pengalaman saya ketika mengobservasi dan mewawancarai beberapa murid sangat
menyenangkan bagiku karena memberikan pengalaman-pengalaman baru yang berguna
untuk di masa yang akan datang dan menurut saya tugas mengobservasi ini sangat
bagus karena melatih kemampuan mahasiswa dalam tanya jawab atau wawancara serta
melatih keberanian.
2.
Muhammad
Saif (12-027)
Dari hasil
observasi ini, banyak hal-hal baru yang saya dapatkan dari interaksi
murid-murid di sana. Salah satunya adalah di mana penggunaan internet dalam
pencarian informasi pendidikan untuk proses pembelajaran sudah dilakukan secara
maksimal tampak dari murid-muridnya yang memahami konsep pembelajaran yang
lebih baik.
3.
Juliana
Eka Putri (12-055)
Tugas observasi
ini membantu saya dan teman-teman memahami landasan teori yang dipelajari di
kelas. Saya mendapat pengalaman meninjau proses belajar-mengajar dan melakukan
wawancara walaupun hanya dalam waktu singkat
4.
Asri
Kahfi Kasura (12-089)
Menurut saya kegiatan ini sangat asyik karena wawasan yang
telah saya dapatkan dapat diaplikasikan langsung dengan mengamati proses
belajar di sekolah ini. Kerja kelompok juga sangat kompak karena kita dapat
memilih anggota kelompok kita sendiri sehingga waktu pengerjaan pun sangat
efektif dan efisien.Dari observasi yang kami lakukan, saya mendapati bahwa e-learning masih belum begitu diterapkan
di sekolah ini.
5.
Nuovi
Adeline (12-099)
Saya belajar banyak melalui tugas observasi yang kami lakukan di sekolah
SMA METHODIST-2 Medan di mana saya belajar untuk bekerja sama dengan
teman-teman sekelompok di dalam pembagian tugas, melakukan pengamatan dan
mengamati proses belajar yang dilakukan siswa dengan cermat untuk menarik
informasi yang diperlukan. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dari tugas
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar