Evaluasi Kegiatan Observasi dan Hasil Observasi
oleh : Kelompok 10
Ketua :
Muhammad Saif 12.027 (12027saif.blogspot.com)
Anggota :
Nurvita sari 13.001 (1313001.blogspot.com)
Regita Hasya Anshary 13.039 (13039rha.blogspot.com)
Erly Noviana 13.043 (http://erlynoviana043.blogspot.com/) Devi Ambarina Sari 13.139 (13139dass.blogspot.com)
Profil Sekolah
• Nama sekolah :
SMP NEGERI 7 MEDAN
• Alamat sekolah :
Jalan H. Adam Malik No. 12
Laporan Observasi
• Profil kelas :
Kelas : VII-1Jumlah siswa : 28 orangJumlah laki-laki : 16 orangJumlah perempuan : 12 orangMata pelajaran : B. Inggris
• Lama observasi : 40 menit (1 less pelajaran
• Tanggal Observasi : 3 April 2014
Poin-Poin laporan Hasil Observasi
• Observasi di dalam kelas VII-1:
Dinamika pembelajaran antara siswa dan guru :
Kami mengobservasi kelas VII-1 yang sedang belajar Bahasa Inggris, yaitu Reading Comprehensive. Guru membimbing murid untuk membiasakan diri berbicara dalam bahasa inggris. Peran guru dalam kelas ini adalah membimbing mereka bagaimana penggunaan dan pengucapan yang baik dan tepat ketika membaca atau berbicara dalam berbahasa ingris. Kemudian guru juga mengarahkan murid untuk mengartikan teks ke dalam bahasa Indonesia untuk mendapatkan pemahaman yang komplit.
A. Cara berbicara :
Cara berbicara antara murid dan guru, baik. Dimana murid tidak merasa takut untuk berbicara di dalam kelas ketika guru menanyakan pertanyaan atau mengajak murid untuk membaca teks dari buku pelajaran. Aktivitas ini dapat terlaksana dengan baik karena pembawaan guru yang tidak kaku sehingga materi atau informasi dapat diserap oleh murid dengan lebih mudah.
b. Sorot Tatap Mata :
Tatapan mata antara murid dan guru, cukup baik. Pandangan murid-murid terfokus kepada materi yang disampaikan oleh guru, walaupun pada awalnya sebagian murid tidak begitu memperhatikan. Tetapi guru tetap memperhatikan muridnya secara menyeluruh, sehingga dapat mengetahui mana murid yang sudah paham dan yang belum paham.
c. Body Language
Body language antara murid dengan guru, sangat jelas. Tidak ada keterhalangan dalam proses belajar. Karena antara guru dan murid sama-sama menguasai kelas dalam proses belajar-mengajar.
2. Setting Ruang Kelas
• tata letak ruangan dan alat-alat belajar
Tata letak ruangan sangat tidak variatif. Karena gedung sekolah tersebut merupakan bangunan kuno, sehingga susunan ruangan tidak tersusun dengan teratur. Tidak adanya estetika ruangan seperti menempelkan gambar-gambar Presiden, pahlawan, dll. Serta kurangnya fasilitas alat-alat belajar. Sehingga tidak dapat menimbulkan rasa kenyamanan di dalam ruang kelas.
Alat-alat belajar dan peralatan kebersihan tidak lengkap di setiap ruangan kelas. Meja, Kursi, lemari, alat-alat kebersihan, dll. Ruangan kelas masih banyak yang belum rapi karena kursi-kursi yang sudah tidak layak untuk di pakai dalam proses belajar masih bertumpuk didalam ruangan kelas yang kecil.
Evaluasi Kegiatan
A. Pendahuluan
Evaluasi kegiatan adalah sebuah usaha untuk mengukur dan memberikan nilai secara objektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi ini selalu berupaya untuk mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana. Disamping itu evaluasi juga mengukur hasil-hasil pelaksanaan secara objektif dengan ukuran yang dapat diterima oleh seluruh pihak yang terlibat.
B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi dari suatu kegiatan adalah untuk mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang. Fokus utama dalam evaluasi ini adalah lebih diarahkan kepada hasil, manfaat dan dampak dari program kegiatan.
C. Lingkup Evaluasi
1.Evaluasi Pada Tahap Perencanaan (ex-ante)
Tahap perencanaan meliputi :
Adanya pemilihan ketua kelompok dan anggota
Adanya pembagian tugas sesuai dengan bagian masing-masing
Melakukan diskusi untuk menentukan sekolah untuk observasi
Melakukan pengurusan surat izin observasi di fakultas
Menentukan jadwal akan dilaksanakannya observasi
Pengurusan teknis dan perlengkapan untuk persiapan observasi
Faktor pendukung :
Dalam pengurusan menentukan sekolah untuk di observasi kelompok dapat bekerja sama dengan baik dari perencanaan, keberangkatan hingga selesainya observasi, masing-masing elemen dapat mengerjakan tugasnya masing-masing dengan baik saat observasi. Dan dapat bekerja sama saat diskusi kerena saling bertukar pendapat satu dengan yang lain.
Faktor penghambat :
Saat menentukan sekolah awalnya masing-masing individu dari kelompok masih binggung menentukan sekolah yang akan diobservasi kerena hampir dari kami semua tidak berasal dari kota Medan.
Setelah menentukan sekolah yang akan diobservasi sebagian dari kelompok mengurus surat di fakultas ada beberapa kendala karena ternyata adanya 3 kelompok dalam 1 sekolah, itu tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Sehingga dari 3 kelompok tersebut kami mengalah pindah ke sekolah lain. Tetapi kami punya kendala lain lagi, yaitu surat yang telah jadi disekolah sebelumnya tidak boleh diganti kembali. Untungnya sekolah yang kami observasi tidak masalah dengan surat.
2.Evaluasi Pada Tahap Pelaksanaan (on going)
Tahap pelaksanaan meliputi:
Melakukan persiapan di kampus
Menyediakan reward
Proses keberangkatan menuju ke lokasi observasi
Meminta izin dengan pihak sekolah
Proses pelaksanaan observasi
Adanya dokumentasi
Memberi reward dan izin untuk meninggalkan lokasi observasi
Bersalaman ke setiap guru yang ada dan mengucapkan terimakasih terhadap sekolah dan pihak yang bersangkutan
Lalu kembali ke kampus
Faktor pendukung
Sudah mendapatkan izin untuk observasi.
semua elemen kelompok bersedia melakukan observasi.
reward untuk sekolah telah disediakan.
Adanya persiapan perlengkapan alat untuk dokumentasi.
Adanya pembagian tugas masing-masing kepada kelompok dalam melakukan obsevasi
sesuai dengan metode riset : Kelompok melakukan Riset Deskriptif.
Faktor penghambat
Saat perjalanan menuju sekolah yang akan diobservasi cuaca saat perjalanan hujan.
Saat mau dilaksanakan observasi pihak sekolah bingung menentukan kelas mana yang akan diobservasi.
3.Evaluasi Pada Tahap Pasca Pelaksanaan (ex post)
Tahap Pasca Pelaksanaan meliputi :
Membuat hasil observasi
Melakukan evaluasi
Faktor pendukung
Laporan dapat dikumpulkan dengan tepat waktu.
Faktor penghambat
Adanya kekurangan dalam pengiriman laporan observasi sehingga ada direvisi.
4.Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan Evaluasi meliputi :
Diskusi
Hasil evaluasi
Faktor pendukung
Adanya diskusi kelompok
Dapat menyelesaikan hasil evaluasi dengan tepat waktu
Faktor penghambat
Adanya kebingungan awal menegrjakan evaluasi.
D. Saran
Semoga adanya peningkatan dalam kelompok dalam kerja sama saat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan perkelompok, sehingga menjalin kekompakan dan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru dari setiap diskusi.
Seperti teori Vygotsky yang mencerminkan pada arti penting dari kerja sama antarkomunitas pelajar (learner)
Dalam kelompok juga harus dapat saling mendengarkan dan saling memberi pendapat dalam diskusi.
Adanya penentuan jadwal untuk diskusi. ( Kerangka Waktu )
Harus ditingkatkan lagi persiapan yang lebih baik, seperti : dari perencanaan, pengurusan surat-surat izin dan yang lainnya.
Harus bisa lebih memahami materi-materi yang dibahas dalam tugas
lebih memahami segala masalah teknis observasi, pembuatan hasil observasi, pengaturan waktu dan juga dalam penyelesaian tugas lebihdiperhatikan agar tidak terjadi masalah.
E. Evaluasi Hasil Observasi
Evaluasi hasil Observasi meliputi :
dinamika pembelajaran antara siswa dan guru
setting ruangan kelas
setting lokasi sekolah secara menyeluruh
Faktor pendukung
Peran guru sebagai pengajar yang sudah lebih senior sangat baik dalam memberikan pengajaran dan pemahaman terhadap murid, sehingga terjadinya interaksi yang aktif terhadap guru dengan murid dalam proses pembelajaran.
Murid tidak kaku didalam proses pembelajaran, dan juga memahami materi yang disampaikan guru mereka.
Guru hanya sebagai fasilitaror dalam proses belajar, karena dalam pembelajaran murid lah yang harus berperan aktif di proses pembelajaran.
Guru juga berhasil melakukan intgeraksi tanya jawab terhadap murid.
Sesuai dengan teori pembelajaran:Teori John Dewey :
1. Yaitu pandangan bahwa anak sebagai pembeajaran yang aktif (active learner)
2.Bahwa pendidikan seharusnya difokuskan terhadap anak-anak secara keseluruhan dan dapat memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi kepada lingkungannya.
Teori E.L.Thorndike : Yaitu salah satu tugas pendidikan disekolah yang paling penting adalah penanaman keahlian pembelajaran anak. Seperti guru menerapkan sistem tanyak jawab di proses pembelajaran sehingga adanya interaksi dan aktif dalam proses belajar.
teori Lev Vygotsky : bahwa Tanya jawab merupakan salah satu teknik untuk mengubah level bantuan dalam belajar (Scaffolding)
Faktor penghambat
Kurangnya fasilitas teknologi didalam ruangan kelas untuk proses pembelajaran.
Sesuai dengan teori Bronfenbrenner : Bahwa teknologi itu merupakan bagian yang penting dalam proses pembelajaran (kronosistem)
Kurangnya dekorasi didalam ruangan sehingga seperti hanya didalam ruangan tua yang gelap.
Kebersihan yang kurang terjaga.
F. Saran
Sebaiknya guru sebagai periset agar dapat melakukan riset sendiri untuk meningkatkan mutu praktik pengajaran didalam kelas(Guru sebagai Periset)
Sekolah dapat melengkapi sarana prasaran dan fasilitas yang lain dengan Pemberdayaan swadaya orangtua dari murid.
teori bronfenbrenner : Lingkungan keluarga dan Sekolah harus saling bekerjasama (Mesosistem)
teori Operant Conditioning : Murid harus diberi reward sebagai Reinforcement Positif.
Murid itu harus sering mendapatkan reward agar dalam proses pembelajaran murid dapat bersemangat dan dapat memicu motivasi yang lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar